Rabu, 22 Agustus 2018

Apatis

Selamat Pagi, 23 Agustus 2018.

Sudah lama rasanya tidak menulis. Sudah sewajarnya seorang pemikir mengekspresikan pemikirannya melalui tulisannya.

Beberapa hari yang lalu seorang yang saya seniorkan membahas tentang pemuda anak didiknya yang apatis terhadap AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang diajarkannya. Katanya percuma dipelajari jika pada akhirnya setiap penentu kebijakan dalam mengambil sebuah kebijakan tanpa memperhatikan kajian AMDAL atau bahkan membuang simpulannya.

Saya tidak akan menyalahkan dan membenarkan pemuda tersebut. Di satu sisi mungkin pemuda tersebut mungkin sungguh sangat peduli terhadap lingkungan dan melihat kondisi yang ada jauh dari idealismenya atau di sisi lain pemuda tersebut sudah jenuh dengan teori yang tak kunjung ada prakteknya.

Yang akan saya ambil adalah sikap Apatis yang dipilihnya, pola pikir mengapa harus mempelajari itu jika pada akhirnya sama saja. Bagi saya pribadi pada dasarnya ilmu pengetahuan itu sifatnya murni,tinggal persepsi apa yang dipakai dalam menggunakannya. Ilmu bagai sebuah senjata, tinggal siapa yang menggunakannya dan untuk apa ilmu tersebut digunakan. AMDAL tentu pada tujuannya adalah baik dan ilmu yang mengikutinya adalah ilmu ilmu alam dan ilmu sosial yang baik. Tinggal bagaimana ilmu tersebut diterapkan secara tepat, apatis untuk tidak mempelajari suatu ilmu adalah bentuk kesombongan yang pada akhirnya akan menuntun diri pada kebutaan kondisi.

Sungguh bagi saya sikap apatis  adalah sikap berbahaya bagi kehidupan bersama Tidak peduli lagi terhadap keilmuan, politik, keberlangsungan kehidupan, tatanan sosial, dan lainnya serta lebih memilih hidup dalam komunitasnya untuk memaksakan idealismenya tanpa mau bersinggungan dengan realita yang ada. Maka benar benar celaka akan berbahaya. Setidaknya jika mengetahui hal yang benar dan mengetahui kondisi yang salah maka lakukanlah hal yang benar tersebut mulai dari diri sendiri daripada bersikap apatis dan memandang semuanya omong kosong. Setidaknya lagi, cegahlah orang jahat mengambil kebijakan yang jahat. Kuasai ilmunya dan gunakanlah sesuai nurani daripada sekedar mengeluh pada kondisi. Tak perlu saling menghujat, jika setiap orang melakukan hal yang baik maka akan tercipta pula tatanan yang baik.

Saya yang jauh dari kebenaran ini hanya sekedar menuliskan pemikiran.

0 komentar:

Posting Komentar